image1 image2 image3

HELLO I'M ANISYA RAHEL|WELCOME TO MY PERSONAL BLOG|I LOVE TO DO CREATIVE THINGS|I'M HAPPY PERSON

Stasiun Tanah Abang dan Kenangan

Stasiun Tanah Abang dan Kenangan


Saat gue mengetik paragraf pertama ini, jam sudah menunjukan pukul 23:54 ditanggal 30 Januari 2023. Sedikit cerita mengenai apa saja yang gue lakukan hari ini, pertama, tadi pagi jam 10 gue ada meeting sama Bu Yanti dan team bahas tentang project premiks, netflix dan lubricant. Kemudian gue bilang kalau akan izin hari ini karena ingin pergi ke Kementerian Lingkungan Hidup untuk kebutuhan skripsi, untungnya karena punya boss yang baik gue diizinkan. Makasih Bu Yanti .. hehe

Lalu setelah mandi, siap - siap, pergi ke warnet cetak surat permohonannya, sekitar jam 1 siang gue diantar nyokap pergi ke St. Bekasi naik motor. 

Untuk sampai ke gedung KLHK, ternyata gue harus transit di Stasiun Tanah Abang dan turun di Stasiun Palmerah dan setelah itu jalan sekitar 500 meter untuk sampai ke Gedung KLHK. Setelah bertanya ke resepsionist gue diarahkan untuk naik ke lantai 10 untuk ke bagian Tata Usaha Direktorat Pengaduan Pengawasan dan Sanksi Administrasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PPSA LHK).

Yah, walaupun belum ada hasil dan jalan terang mengenai hal ini, mari kita berdoa didalam nama Tuhan Yesus bahwa proses penyusunan skripsi gue bisa selesai dan bisa mendaftar sidang sebelum tanggal 10 Februari nanti.

Sabentar aja sih di KLHK, gak lama mungkin hanya sekitar 30 menit disana menyerahkan surat permohonan wawancara  dan diskusi sebentar dengan Tata Usahanya. Lalu setelah itu gue balik lagi ke Stasiun Palmerah untuk pulang ke rumah.

Sebenarnya rencananya mau ke cafe-cafe gitu untuk ngerjain Skripsi tapi entah kenapa gue gak nemu referensi atau tempat rekomendasi cafe yang cocok disekitaran jakarta. Yaudah, gue memutuskan pulang aja deh, udah jam setengah 4 sore juga..

Dan tentu saja aku transit lagi di Stasiun Tanah Abang dan disinilah memori kenangan di tahun 2018 seakan-akan kembali menyerbu kepala dan hati ini hahaha


*BACK TO 2018*

Sejujurnya aku gak ingat itu di hari apa dan tanggal berapa, yang pasti pagi hari itu aku bangun pagi dan siap-siap akan pergi ke gedung STAN untuk test UTBK. Kamu pasti bertanya kemana perginya anggota keluarga yang lain? Kok gak ada yang nganterin?

Keluarga ku semua lagi pada pulang kampung, sebenarnya aku juga ikut pulang kampung. Tapi karena ujian STAN ini gue balik duluan naik pesawat. Jadinya aku sendirian aja, lebih tepatnya berjuang sendirian wkwk 

Sebelum keluar dari rumah kayaknya aku ingat aku berdoa dulu dan tentu aja pake nangis. Sesungguhnya aku gak tau kenapa semua proses dari awal sampai akhir seleksi masuk STAN ini menguras air mata gue wkwkwk semua fase pake nangis.

Aku nangis siang itu, aku berdoa ya Tuhan aku udah kerja keras, aku sudah belajar keras, semoga hasilnya yang terbaik.

Waktu itu aku kayaknya emng dapat jadwal kloter ke-2, jadi ada kloter pagi dan siang. Nah gue dapetnya yang siang/sore.

Jadi cerita sedihnya dimulai dari sini..

Untuk test STAN pada saat itu ada 3 tahapan. 

Tahapan pertama, Tes Wawasan Kebangsaan. 
Tahapan kedua,  Tes Potensi Akademik(TPA).
Tahapan ketiga, Tes Bahasa Inggris (TBI)

Tapi sebelum lanjut kamu harus tau cerita saat awal mula gue ikut Les khusus STAN di Harapan Indah, Bekasi.

Pada awalnya gue mendaftar kursus, gue hanya diajari TPA dan TBI. Kenapa? Karena memang ditahun sebelumnya Test STAN itu alurnya Test TPA & TBI baru Test Kebugaran. Gak ada tuh Tes Wawasan Kebangsaan. 

Seingat gue ya emng gak ada, karena gue kan juga ikutan Test masuk STAN di 2017. Jadi gue ingat banget bahwa alurnya TPA & TBI, barulah test kebugaran.

Sehingga saat gue daftar les lagi, ya gue hanya diajari TPA dan TBI, tes kebugaran dilakukan masing-masing.

YANG MENGEJUTKANNYA ADALAH...

STAN mengumumkan 1 BULAN SEBELUM TEST bahwa ada perubahan Test untuk tahun 2018. Dimana test kebugaran tidak diwajibkan, tes kebugaran hanya untuk jurusan bea cukai dan apa gitu..

Sebagai gantinya, masuklah Tes Wawasan Kebangsaan ini.

Apakah tempat les gue provide? tentu saja mereka kasih buat latihan. Buat yang gak tau, TWK ini isinya bisa dibilang soal-soal PPKN.

Jadi bener-bener mendadak banget, gue selama les benar-bener latihannya cuman mikirin TPA dan TBI, tiba-tiba masuk TWK yang mana referensi soalnya gak banyak gue tau karena emng sedikit juga dikasih soal latihan sama tempat Les..

Mereka bilang ini mudahlah, kan ini soal-soal PPKN..

TAPI SEBENARNYA DAN FAKTANYA DI HARI H GAK SE GAMPANG ITU!!! T_T

Tadi aku udah jelasin kalau pada tahun 2018, urutan testnya seperti ini:
1. Tes Wawasan Kebangsaan. 
2. Tes Potensi Akademik(TPA).
3. Tes Bahasa Inggrls (TBI)

1. Tes TWK: Test ini kamu gak perlu bener semua jawabannya, karena TWK ini cuman buat syarat aja. Apa maksudnya? yang penting TWK nilainya berhasil lewat nilai KKM aja, gue lupa nilai KKMnya berapa, anggap aja 70. Jadi kalau nilai TWK diatas 70 maka lu lolos. Bukan artinya lolos masuk STAN ya, tapi lolos untuk ke tahap berikutnya

2. TPA & TBI: Kita tau kalau ratusan ribu orang di Indonesia mau masuk STAN. Dimana hanya 7.000 orang saja yang akan dipilih untuk berhasil lulus seleksi. Untuk menentukan peringkat lu dari antara ribuan itu, itu diranking berdasarkan nilai gabungan TPA dan TBI.

Nilai TWK tidak masuk perhitungan. 

Analoginya Test TWK itu hanya sebuah kunci rumah, yang kalau lu berhasil lewat nilai KKM, maka lu dapat kunci dan berhak masuk rumah.

Untuk menentukan peringkat 1-7.000 dirumah itu adalah berdasarkan gabungan nilai TPA dan TBI.

Disinilah tangisan itu bermulai..

Sore itu, gue sudah semangat mengerjakan soal TWK di komputer. Tapi entah kenapa ada soal yang gue gak pernah gue tau, gak pernah gue pelajari ....muncul. 

Saat gue klik selesai. Nilai TWK kita udah langsung keluar dan ketauan..

Tangan gue gemetar..
Tangan gue dingin..
Muka gue pucat..
dan gue panik..

Karena nilai TWK gue 65.

Dari sini aja kamu udah tau apa yang akan terjadi dengan masa depan gue, bahwa gue tidak akan lolos seleksi STAN.

Komputer pun tetap melanjutkan, walaupun nilai gue 65. Gue tetap diarahkan untuk mengerjakan TPA dan TBI..

Tapi apalah artinya TPA dan TBI ini? Kamu tau? Aku nangis saat kerjain soal - soal itu. Aku ngerjain soal-soal TPA dan TBI itu dengan mudah sekali karena semua soal itu udah aku pelajari.

Aku coret-coret di kertas tapi air mata sudah membasahi wajah. Aku tengok sebelah kanan ku, dia santai aja dan banyak bengong, ku tebak dia pasti gak bisa ngerjain.

Tapi aku????

Ini aku mudah dan bisa ngerjain TPA dan TBI loh. Tapi aku udh tau kalau gue gak akan bisa masuk peringkat hanya karena gak lolos TWK.

Setelah selesai ngerjain soal dan semua bersiap untuk keluar dari ruangan karena sudah selesai testnya, gue berjalan lemas ke pintu keluar dengan perasaan campur aduk. Aku sudah menangis di perjalanan menuju keluar ruangan itu..

Aku gak tau lagi, semua rasanya lemes dan menakutkan. Aku sudah les 2x dan tetap gak masuk STAN. 

Aku pulang dengan perasaan: AKU SUDAH TAU KALAU AKU GAK AKAN LOLOS

Aku gak ingat jam berapa itu tapi aku ingat langit sudah warna biru tua, kayaknya magrib. Aku lihat didepan gedung banyak orang tua yang menyambut anaknya keluar dari ruangan, bertanya bagaimana dengan testnya dan berpelukan.

Aku? Aku jalan dipinggiran trotoar menuju gerbang keluar sudah dengan tangisan hebat. Untung aja mama dan papa masih dikampung jadi mereka gak perlu tau mengenai hari ini, biar mereka gak syok jantung.

Aku terjatuh di trotoar sangking blanknya otak ku, yang aku tau aku nangis dan nangis. Semua pandangan gak kelihatan, semua buram. Mata udah merah kepala udh mulai sakit karena histerisnya tangisan itu tapi gue tahan sekuat tenaga agar gak bersuara, karena malu kalau dilihat orang.

Malam itu aku pesan Gojek untuk antar gue ke Stasiun Pondok Ranji. 

Aku ingat sekali abang gojeknya datang dan memanggil ku, tapi ku alihkan muka karena udah gak tau lagi deh muka gue kayak apa karena menangis. Tapi aku yakin abang Gojek mengetahui kalau gue nangis..

Sepanjang jalan menuju stasiun gue terisak kecil dengan air mata deras, yang diotak gue hanya terputar lagu rohani yang liriknya begini: 

Sepanjang hari kunikmati pertolongan dari Tuhan. 
Kurasakan kelimpahan berkat-Mu oh Tuhan. 
S'gala jalan yang Kau tunjukkan membawa pada kehidupan. 
Kurasakan kasih Tuhan pulihkan jiwaku.

Ku bersyukur s'bab Roh Kudus t'lah menuntun hidupku. 
Kucinta Kau Yesus Tuhan. Kucinta Kau Yesus Tuhan. Sungguh Kau s'galanya bagiku.

Hanya lagu itu saja yang gue terus nyanyikan secara otomatis dalam batin, entah kenapa ya setelah gue ingat-ingat lagi mungkin pada saat itu Roh dalam dirikulah yang bernyanyi untuk tetap menyadarkan gue dikondisi gue yang blank. Kayak Roh Kudus lah yang menuntun gue jalan menuju pulang pada saat itu. Lagu itu terus gue nanyikan terus menerus selama gue menuju pulang dan tentunya sambil nangis hebat.

Di Stasiun Tanah Abanglah puncak tangisan gue itu, dimana saat gue turun mau transit ke peron kereta bekasi, gue ngerasa diri gue udah pusing total, kepala gue sudah kliyengan, berputar kayak vertigo.

Sedikit info: Aku memang gak makan dari pagi. Karena aku bangun pagi, langsung belajar, gak inget mau makan. Siang sampe di STAN aku langsung ngantri untuk masuk ke ruangan test.

Jadi nyampe di Stasiun Tanah Abang kayaknya itu dijam 8 malam, masih ramai sama orang-orang pulang kerja. Kayaknya aku ingat ada nolongin aku pegang tangan aku karena aku udh mau jatoh di peron karena sempoyongan. 

Aku memutuskan pada saat itu aku turun di Stasiun Manggarai dan pergi ke arah Jakarta Kota biar dapat kereta arah bekasi yang kosong. Karena aku tau gak mungkin aku berjibaku dengan rombongan yang pulang kerja, aku gak kuat berdesak-desakan, aku udh gak punya tenaga lagi karena yang ku lakukan hanya nangis dan menangis.

Aku ingat sekali dikereta menuju pulang ke Bekasi sekitar jam 10 malam, gerbong sepi sekali dan dingin. Pada saat itu aku teringat ada buah apel di tas yang belum aku makan dari pagi, aku ambil dari tas dengan lemah dan lemas, aku gigit apel itu dengan air mata yang gak berhenti. Di depan ku ada 3 mba-mba yang melihat ku menangis, awalnya mereka ketawa-tawa tapi kemudian mereka terdiam karena melihat aku menangis pedih.

Aku sadar mereka melihat ku, aku palingkan wajah ku agar mereka gak terlalu lihat aku menangis. Aku bisa merasakan mereka prihatin dan seakan-akan ingin menghampiri aku dan mungkin mau tanya aku kenapa. Tapi mereka ragu dan akhirnya memutuskan pindah tempat duduk dari hadapan ku.

Untuk ketiga mbak-mbak, makasih ya kalian udah pindah. Karena mungkin mereka sadar kalau orang nangis gak enak dilihatin. Makasih banget, karena kalian pindah aku makin bisa nangis terisak.

HAHA bayangkanlah kalau kamu nangis pedih ingin terisak kencang namun kamu tahan sekuat tenaga biar gak bersuara. Itulah kondisi ku malam itu di kereta sambil makan apel yang tidak sanggup ku telan dan gak sanggup ku habiskan.

Sesampainya aku dirumah yang ku lakukan hanyalah masuk kamar dan nyalain lagu rohani itu. Dirumah aku menangis menjadi-jadi, aku keluarkan semua tangisan hebat itu dengan suara, aku gak sampai berteriak sih... 

Tapi aku menangis terisak kencang sambil pukul dada karena sakit hatinya minta ampun.

Malam itu aku berdoa lama sekali berjam-jam, aku curhat semua yang aku rasakan ke Tuhan. Apa yang jadi ketakutan ku, apa yang menjadi kesedihan ku. Kenapa jadi begini Tuhan? Engkau pasti tau aku sudah belajar dengan sungguh-sungguh.

Malam itu aku tidur dengan menangis di iringi lagu rohani yang ku ulang-ulang dan Alkitab disamping kepala ku. Aku gak mandi dan gak ganti pakaian malam itu, karena yang kulakukan hanyalah menangis dan menangis.

Kalau dipikir-pikir lagi apa yang membuat gue sesedih itu adalah karena kedua orang tua gue sebenarnya. Gue tau harapan nyokap dan bokap gue begitu besar mau lihat gue masuk STAN. Mereka biayain les gue 2x itupun ngutang sama saudara. Tapi dengan ketidak lulusan gue, gue merasa sampah dan gak berguna. Gue udah jadi anak yang gagal.

Dulu gue mudah sekali masuk SMP favorit karena NEM SD gue tinggi..
Gue juga dulu mudah banget masuk SMA favorit karena NEM SMP gue tinggi..
Tapi kenapa mau masuk kuliah begini banget?

Apa karena gue terlalu over pede dengan diri gue?
Apa ini hukuman dari Tuhan? Cobaan? atau apa?

Gue merasa masa depan gue mau jadi apa, gue masuk kuliah dimana ini? Karena selama 1 tahun gue hanya mempersiapkan ujian STAN aja.

Aku udah gak ingat lagi apa aja yang terjadi di hidup gue sejak malam itu, yang aku ingat adalah aku menangis 3 hari 3 malam, jarang makan dan jarang minum. Yang aku lakukan hanyalah menangis dan mendengarkan lagu rohani itu terus menerus. 

Sampai pada saat keluarga ku pulang dari kampung, aku ingat aku sakit kencing saluran kemih. Kamu tau anyeng-anyengan kan? Iya, sakit ketika hendak buang air kecil. 

Sumber dari Halodoc : Kurang minum air putih dan cairan dapat meningkatkan risiko penyakit batu ginjal dan infeksi saluran kencing. Saat kekurangan cairan, tubuh lebih sulit menghilangkan bakteri biang infeksi saluran kencing.

Jujur itu pertama kalinya terjadi pada ku. Pada saat itu aku tau kenapa aku bisa sakit begitu ya karena kurang minum. Tapi serius itu sakit banget deh, engga-engga lagi aku begitu. Kapok!
--

Tanpa kerasa gue ngetik cerita ini lanjut dan gak berhenti, sekarang sudah jam 1:21 AM, tanggal 31 Januari 2023. 

Aku sengaja pengen nulis cerita ini, biar aku bisa ingat lagi kisah menyedihkan ini. Biar yah siapa tau akan ada pangeran yang baik hati, tidak sombong rajin menabung suka menolong dan rajin membersihkan tempat tidur lagi penasaran sama hidup gue wkwkwk astaga pede banget gue anjir wks~ tapi ya apapun itu, gue yakin selamanya cerita di tolak STAN ini akan bersama gue sampai kapanpun, hidup dan terkenang di sudut hati dan sanubariku.

Kisah dan pengalaman hidup yang gak akan pernah terlupakan selamanya. Menjadi penyemangat buat gue untuk berjalan kedepan dan gak putus asa. Lihatlah sekarang dirimu Rahel! Kamu membiayai dirimu sendiri kuliah, kamu hebat bisa kuliah sambil kerja dan sekarang lagi ngerjain skripsi kan? Semangat ya, walaupun kamu tau skripsi mu sulit tapi hadapi aja. Gak ada kesulitan yang lebih berat dari kejadian di 2018. Jadi aku yakin kamu pasti bisa lewati itu..

Yaudah begitu aja kisahnya untuk hari ini dan sampai jumpa dicerita berikutnya.

 
 




Share this:

CONVERSATION